Senin, 19 Januari 2009

Sebuah Lagu dari Negeri yang jauh

A NINE DAYS’ WONDER

 

A Nine days wonder

Looking back as the sun goes down

As times goes by, a sketch of life

On the wall worn out.

One day he says

In a usual tone

That I don’t shine anymore

So I laughed and said, can you bring it back

He stands alone watching the leaves fall

 

So many places, so many ways

There’s no way home, nowhere I belong

So many faces fade away

And then life’s goes on

So many places, so many ways

There’s no way home, nowhere I belong

 

Off the rails dream away

The amber lights flicker out

An old soldier lives in the dark

Says light only causes pain

 

Now I don’t listen to him this time

I packed my bag and I walked to the bus stop

Stars start falling down like a yellow rain, like fireworks

I stand alone watching the stars fall

 

So many places, so many ways

There’s no way home, nowhere I belong

So many faces fade away

And then life’s goes on

So many places, so many ways

There’s no way home, nowhere I belong

So many faces fade away

And then life’s goes on

 

Still living in the worlds now

Hold on there

And then life’s goes on

Still living in the world we now

Hold on there

And then life’s goes on


Lagu ini ditulis dan dinyanyikan oleh Yoshio Akeboshi, seorang penyanyi asal Jepang. Entah mengapa kesederhanaan kata-katanya memukau saya. Ia bernyanyi seperti orang bertutur. Lugas dan jelas. Tanpa banyak bunga, namun menunjukkan kepiawaian memilih kata.

Akeboshi lebih dikenal di Indonesia sebagai penyanyi yang lagunya kerap dijadikan ending song Film Anime NARUTO. Lagu, "Wind" dijadikan lagu penutup seri anime ini selama beberapa episode awal, sementara "Yellow Moon" menemani kita saat menyaksikan season 4 anime tersebut. 

Saya kerap mengagumi serial Anime Jepang. Sebuah tontonan yang di negeri kita kerap diidentikkan sebagai "konsumsi anak-anak" ternyata masih bisa disisipi dengan lagu-lagu yang bermakna mendalam, dan dalam bahasa bego saya .....dewasa! Kekaguman ini membuat saya terdorong untuk mengagumi kemampuan para musisi Jepang dalam mengolah lirik lagu. 

Jika kita mencermati lagu-lagu populer yang beredar di pasaran negeri ini, komentar yang spontan muncul adalah...."Kok simpel banget, ya?....dangkal dan hmmmm, rada dungu!" Kebanyakan (untuk tidak mengatakan semuanya) hanya berkisah mengenai cinta dan masalah diseputarnya. Jatuh cinta, patah hati, selingkuh dan tema-tema standar lain, dengan bahasa dan makna yang seadanya. Asal bunyi doang. 

Saya tidak menuntut bahwa sebuah lagu cinta haruslah puitis. Kata-kata bolehlah sederhana, namun alangkah indahnya jika ia punya makna yang membuat orang "jadi mikir," dan pada akhirnya berucap.... wow!

Rasanya tak adil jika saya hanya "ngomel doang."  kekaguman ini, kerisauan  ini, boleh jadi sebuah permintaan dan tantangan buat saya, "Man, kapan elo bikin lirik seperti yang lo maksud?" 

Barangkali saya juga sedang diadili oleh diri saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar