Sejauh yang saya alami,
Senja tak pernah datang tergesa.
Ia hadir begitu saja, tanpa tanda dan berita.
Namun memberi pernyataan tegas:
Inilah senja, karena malam hampir tiba.
Senja menjadi mistis karena sifat either not-nya.
Ia adalah kesementaraan, keberantaraan.
Dirinya bukanlah siang, dan sekaligus belum menjadi malam.
Senja adalah penampakan sebuah proses pelepasan dan kerelaan.
Ia hadir begitu gegas, tetapi indah karena ikhlas.
Tradisi Kristiani menempatkan senja dalam tempat yang terhormat.
Ia menjadi satu dari dua waktu doa terkudus
Yang menjadi tiang sebuah hari.
Vesper hanya dapat dipadankan dengan Laudes di pagi hari.
Senja menjadi saat manusia memasrahkan diri pada Tuhan
Kala ia beranjak ke pelukan misteri dan kegawatan malam.
Ia lalu berisi pujian dan pengharapan
Di saat manusia merasakan kegamangan
Di tengah dunia yang mengecewakan.
Senja adalah kala terindah
Justru karena identitasnya yang tidak pernah jelas.
Oleh karena itu, ia tak pernah datang tergesa.