Kamis, 08 September 2011

SENJA

Sejauh yang saya alami,

Senja tak pernah datang tergesa.

Ia hadir begitu saja, tanpa tanda dan berita.

Namun memberi pernyataan tegas:

Inilah senja, karena malam hampir tiba.

Senja menjadi mistis karena sifat either not-nya.

Ia adalah kesementaraan, keberantaraan.

Dirinya bukanlah siang, dan sekaligus belum menjadi malam.

Senja adalah penampakan sebuah proses pelepasan dan kerelaan.

Ia hadir begitu gegas, tetapi indah karena ikhlas.

Tradisi Kristiani menempatkan senja dalam tempat yang terhormat.

Ia menjadi satu dari dua waktu doa terkudus

Yang menjadi tiang sebuah hari.

Vesper hanya dapat dipadankan dengan Laudes di pagi hari.

Senja menjadi saat manusia memasrahkan diri pada Tuhan

Kala ia beranjak ke pelukan misteri dan kegawatan malam.

Ia lalu berisi pujian dan pengharapan

Di saat manusia merasakan kegamangan

Di tengah dunia yang mengecewakan.

Senja adalah kala terindah

Justru karena identitasnya yang tidak pernah jelas.

Oleh karena itu, ia tak pernah datang tergesa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar